Tuesday, October 1, 2019

Hadits Pendidikan






BAB 1
PENDAHULUAN


A.latar belakang

 Hadist adalah perkataan yang disandarkan oleh nabi SAW .baik itu perbuatannya ,atau tingkah lakunya ,atau ketetapannya ,atau sifatnya ,atau juga cara  ibadahnya  .Nah sekarang ini kita lagi ngebicarain  hadits pendidikanyang seseuai dengan pendidkan masa kini . Sebagai umat islam pedoman bagi kita ialah Al-qu’ran dan Hadits maka dengan kedua inilah umat manusia akan mendapat kehidupan tentram ,indah , dan bisa meraihkan keberhasilan di dunia ataupun di akhirat kelak nanti  . Hidup sesuai dengan tuntuna Al-qur’an dan Hadits akan membawa keberkahan dan kemaslahatan umat manusia . Mari kita terapkan mulai sekarang ini  tentang Hadist memaggil sesorang dengan nama  yang bagus .


B.Rumusan masalah

1.Bagaimana cara memanggil nama yang baik …?
2.Kenapa kita harus memanggil nama yang baik…..?
3.Bagaimana redaksi Hadist tersebut ….?
4.apa manfaat positif nya …?

           
C.Tujuan Penulis
Tujuan penulisan makalah ini ialah agar menambah wawasan pengetahuan  dan spirit semangat bagi kaum muslim semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya khususnya bagi penulis .



BAB II
PEMBAHASAN


A .Hadis Tentang Memanggil Siswa Dengan  Nama Asli


حَدَثَنَا اَبُوالنَعْمَانِ مُحَمَّد بْنُ الفَضْلِ حَدَّثَنَا جَرِيْرُ بْنُ حَازِمٍ حَدَثَناَ اْلحَسَنُ حَدَثَنَا عَبْدُ الّرَحْمَنِ بْنُ سَمْرَةَ قَالَ قَالَ الّنَبِيُّ صَلَّيَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ياَ عَبْدَ الَّرَحْمَنِ ابْنَ سَمْرَة َلاَ تَسْأَلِ لْأِماَرَةَ فَأِنَكَ إِنْ أُوتِيْتَهاَ عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ اِلَيْهَا وَإِنْ أُوْتِيْتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهاَ وَاِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِيْنٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِيْنِكِ ؤِأْتِ اَلذِي هُوَ خَيْرٌ (صحيح البخاري : قول تعالى لا يؤ خذكم الله با للغو )                                         

Artinya ; Abu nu’man berbicara pada kami ,Hasan berbicara pada kami ,Abdurrahman berbicara pada kami yang mana ia berkata ,bersabda Rasulullah .SAW. : Wahai Abdurrahman bin Samrah janganlah kamu menanyakan tentang suatu nama panggilan . Maka sesungguhnya kamu jikalau dinamakan dengan nama panggilan yang lain kamu kurang tapi senang  . Tapi jikalau kamu dipanggil dengan nama yang bagus atau nama asli kamu merasa senang . Dan jika kamu bersumpah selainnya itu ada kebaikan maka gugurkanlah sumpahmu kemudian datangilah yang baik – baik saja .
            Nama panggilan .=اَلْإِمَارَة
                Kami berbicara          =حَدَّثَنَا
Dan jika                                      وَإِنْ=
Wahai =يا 
Maka sesungguhnya kamu =فَإِنَّكَ
Yang mana              =اَلَّذِي
Dari              =   عَنْ
Didatangkan padanya =أُوْتِيتَهَا
Kamu diwakilkan   =وُكِلْتَ   
Suatu masalah = مَسْأَلَةٍ
Kamu ditolong= أُعِنْتَ 
Kepadanya     =  إِلَيْهَا
Kamu bersumpah    = حَلَفْتَ
Dikufurkan      =فَكَفِّرْ
Dan datangkanlah =  وَأْتِ 
Tangan kanan  =  يَمِيْنٍ



B , Asbab Wurud Hadits

            Secara umum ,ucapan yang baik diperintahkan kepada seorang muslim dalam berhubungan dengan saudaranya . Allah. SWT.berfirman kepada Rasulullah yang artinya , “Berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman .” (Al-Hijr:88)
           
            “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar ,tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu ,”(Al-Imran:159)

            Bukhari dan Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Adybin Hatim ra.ia berkata bahwa rasulullah Saw.  bersabda  , “Jagalah diri kalian dari neraka  walaupun hanya dengan separuh buah kurma . Jika kalian tidak punya ,cukuplah dengan kata-kata yang baik.”

            Suatu perkataan menjadi baik apabila diridhai oleh Allah SWT., jauh dari hal-hal yang jorok ,kotor, dan tidak mengandung hal-hal yang menyakiti seseorang ,walaupun sekedar melukai perasaan atau menjadikannya malu , yang viasanya seseorang merasa terhina karenanya . Tidak diragukan lagi bahwa sebagian orang akan merasa tersinggung apabila dipanggil dengan nama yang bukan nama aslinya.

            Kita kaum muslimin diperintahkan untuk memanggil saudara kita dengan nama yang baik ataupun yang paling disukainya ,baik ketika dihadapannya maupun jauh darinya ,demi menyenangkan hatinya . Hal ini tuntunan yang diperintahkan ,selama hal ini tidak bertentangan dengan salah satu dari etika islam [1].

            Dikisahkan bahwa Umar ra.berkata ,”Ada dua hal yang bisa menjernihkan cintamu kepada saudara-saudaramu : hendaklah engkau megucapkan salam kepadanya terlebih dahulu ketika berjumpa ,dan panggillah ia dengan nama paling disukinya
            Sungguh, memanggil  dengan nama panggilan yang paling disukai dapat memperkokoh ukhuwah .Selain itu ,menambah keyakinan bahwa orang uang memanggilnya dengan nama yang paling disukai itu bmenyukainya ,dan suka jika dirinya mendengar swesuatu yang disukainya [2]. Sekaligus juga memberitahukan kepadanya bahwa hal itulah yang disukai ketika memanggil saudara-saudara sesame muslim dimanapun. Dengan demikian ,masyarakat akan terwarnai dengan warna cinta dan kasih sayang yang akan mempertautkan hati.

            Hak ini, yang harus ditunaikan oleh seseorang atau saudaranya seiman ,mencerminkan nilai islam yang agung ,yang dapat membangun hubungan yang baik antar sesame muslim . Dengan itu dapat pula diketahui seberapa besar nilai-nilai agama ini dapat menyebarkan cinta kasih antar sesame .Semua itu juga menunjukkan bahwa islam adalah agama kehidupan dan agama kasih sayang , agama ukhwah sekligus agama masa depan yang cemerlang .

C. Hukum Memanggilnya

Allah SWT ,telah berfirman ;
ولاتنابزوبالألقاب                                                                 
Artinya ; “Dan janganlah kamu manggil memanggil dengan kata yang buruk “(Al-hujarat:11)

            Yakni julukan-julukan yang jelek yang menyakiti seseorang .Sedangkan ungkapan yang biasa terucap di lisan dalam rangka bercanda maka sekalipun ia tidak dapat dikenakan hukum namun tidak semestinya orang-orang yang memiliki muru’ah untuk saling memanggil dengan julukan-julukan yang buruk karena bisa mejadi saling benci membenci satu sama yang lain.

Suatu kebiasaan sosial yang berlaku di masyarakat adalah ketika anak terlahir maka kedua orang tua akan memilihkan nama untuk anaknya . Agama islam dengan syariatnya yang sempurna sangat menjaga dan memperhatikan perkara ini dengan meletakkan hukum-hukum sebagai bentuk penjagaan dan perhatiannya .Dengan demikian ,umat islam mengetahui perkara yang berkaitan dengan kelahiran serta mengangkat derajat anak tersebut dan setiap hal yang berhubungan dengan pendidikan .
Dalam pembahasan kali ini akan kami paparkan pembahasan seputar memberi nama asli kepada anak ,sebagaiman yang telah diajarkan oleh islam .
*Kapan anak diberi nama…?
Diriwayatkan oleh Ashabu sunnah bahwa Samrah berkata ,Rasulullah SAW, bersabda ;
كُلُّ غُلَامٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسُه ُوَيُسَمَّي
“Setiap anak digadaikan dengan aqiqahnya ,disembelihkan binantang untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya )kemudian dicukur dan diberi nama pada hari itu pula “[3]
Hadits  ini menetapkan bahwa pemberian nama dilaksanakan pada hari ketujuh. Namun ,ada juga beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa pemberian nama dilaksanakan pada saat kelahiran langsung ,yaitu sebagai berikut ;
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan muslim bahwa Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata ,Al-Munzir bin Abi Usaid dibawa kepada Rasulullah SAW, ketika baru dilhirkan .Kemudian Rasulullah SAW, meletakkannya diatas pahanya ,sedangkan Abu Usaid duduk . Lalu Rasulullah bersanda gurau dengan apa yang ada pada kedua tangannya . Kemudian Abu Usaid menyuruh agar anaknya diambil dari Rasulullah,lalu beliau bertanya ,”Dimana anak itu ?” Abu usaid menjawab ,”Sudah kupulangkan wahai Rasulullah .”Beliau bertanya lagi ,”Siapa namanya ?” Abu Usaid mejawab ,”Si fulan .” Rasulullah bersabda ,”Jangan ,berilah ia nama Al-Munzir .”
Diriwayatkan oleh muslim dari hadits Sulaiman bin Mughirah ,dari Tsabit dari Anas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW, bersabda :
وُلِد َلِي اَّلَلَيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُه ُبِا اْسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيْم
“Tadi malam anakku telah lahitr kemudian aku menamakannya Abu Ibrahim .”
Berdasarkan hadits-hadits yang telah dipaparkan di atas ,dapat disimpulkan bahwa terdapat kelonggaran dalam pemberian nama, baik pemberian tersebut ketika anak lahir langsung atau mengundurnya pada hari ketiga atau bersamaan dengan aqiqahnya yaitu pada hari ketujuh . Boleh sebelum atau sesudahnya .
*Nama yang disukai dan nama yang dibenci
Satu perkara  penting yang harus diperhatikan oleh orangtua saat memberikan nama untuk anak adalah hendaknya memilihkan nama yang paling indah dan mulia baginya . Hal ini sebagai pelaksanaan dan perunjuk dari Nabi kita.
Diriwayatka oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan ,Abu Darda berjata ,Rasulullah SAW, bersabda :
إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَة ِبِأَسْمَاءِكُمْ وَأَسْمَاءِ اَبَاءِكُمْ فَأَحْسِنُوْا أَسْمَاءَكُمْ

“sesungguhnya kalian nanti pada hari kiamat akan diseur dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Oleh karena itu ,buatlah nama-nama yang baik untuk kalian .”[4]
Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab sohihnya dari hadits Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW, bersabda
إِنَّ أَحَبَّالْأَسْمَاءِإِلَيَ اللَهِ عَبْدُاللَهِ وَعَبْدُالَّرَحْمَنِ
“Sesungguhnya nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman .”
Kita diperintahkan untuk menghindari nama anak yang buruk yang bisa menghapus kemuliaannya ,sehingga anak akan menjadi bahan olok-olok dan cemohan nantinya. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi bahwa Aisyah RA, berkata , “Nabi perbnah mengubah nama-nama yang buruk.”
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah dari hadits Ibnu Umar Ra,bahwa seorang putri Umar konon Ashiyah (anak durhaka) telah diganti namanya oleh Rasulullah SAW,dengan Jamilah (cantik)
Abu Dawud berkata ,Rasulullah SAW,telah mengubah beberapa nama . “Al-Ashi (orang yang bermaksiat ), Aziz (nama Allah), Utullah (yang kasar), Habab (nama sejenis ular atau setan ), . Beliau juga mengganti nama Harb ( perang ) dengan nama Salim (selsmat ) ,dan mengganti naqma Al-munba’is (yang menyemburat ) . Bani Az-Zinyah dengan Bani Ar-Risydah .”Abu Dawud  berkata bahwa ia telah meninggalkan sanad-sanadnya untuk mempersingkat .
Kita juga diperintahkan untuk tidak mengambil nama yang mengandung pesimistis (putus asa) , ssehingga anak selamat dari musibah dan pembetian nama ini
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari didalam sahihnya dari hadfis Sa’id bin Al-Musayyib dari bapaknya bahwa kakeknya berkata ,”aku telah dating kepada Nabi SAW,beliau bertanya ,”Siapa namamu ?” Aku menjawab “Hazn (kesusahan ),”  Beliau bersabda ,”Kamu Sahl (kemudahan)”. Aku berkata bahwa aku tidak akan mengubah nama yang telah diberik oleh bapakku kepadaku .” Ibnu Musayyib berkata ,”Kesusahan itu masih terus menimpa pada kami”.
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwatto nya dari hadits Yahya  bin Sa’id bahwa Umar bin Khattab RA, berkata kepada sesorang lelaki ,”Siapa namamu?” Laki-laki itu menwab ,”Jamaroh(bara api) .“  Umar bertanya ,”Anak siapa?”  Ia menjawab ,Anak Syihab (cahaya).”  Umar bertanya , “Dari saiapa?” Ia menjawqb ,”Dari Harqoh (panas kebakara ) .”  Umar bertanya ,”Dimana tempat tinggqalmu ?” Ia menjawab ,Di Harratin Nar (panas api) .”  Umar bertanya ,”Dibagian mana ?” Ia menjawab ,”Di Dzati Lahzan (inti baranya ) .”   Umar berkata ,”ketahulah keluargamu benar-benar terbakar dan binasa .” Ternyata keadaan mereka seperti yng dikatakan Umar .
Kita juga diperintahkan untuk menjauhi nama-nama yang menjadi kekhususan Allah . Oleh karenanya ,tidak boleh memberi nama denga Ahad (Yang esa) , Shamad ( Tempat tergantung segala urusan ) , Khaliq (Sang pencipta ) , tidak boleh juga dengan nama Raziq ( Yang pemberi rizki) tidak boleh juga dengan yang lainnya (dari nama-nama Allah )
Abu Dawud meriwayatkan dalam Sunan nya , ketika Hani diutus kepada Rasulullah SAW, ke Madinah bersama kaumnya , mereka menyebutnya Abu Hakam (Maha Pemberi Keputusan ) , kemudian Rasulullah memanggilnya da bersabda ,”Sesungguhnya Allah lah pemberi keputusan dan kepada-Nyalah kembali segala keputusan , karenanya , mengapa engkau disebut Abu Hakam? “ Ia berkata ,”Sesungguhnya kaumku, apabila mereka berselisih didalam satu perkara mereka meminta keputusan kepaadaku dan aku memutuskannya di antara mereka ,sehingga masing-masing diantara kedua belh pihak merasa rela .” Rasulullah SAW,bersabda ,”Alangkah indahnya ini ,siapa nama anak-anakmu?” Ia menjawab ,”Syuraih .” Rasulullah bersabda ,”Enghkau adalah Abu Syuraih (juru penerang)”.
Diriwayatkan oleh musim dalam Shaihnya ,Abu Hurairah  RA, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, bersabda :
أَغْيَظ رَجُلْ عَلَى اللَهِ يَوْم َاْلقِيَامَةِ وَأَخْبَثُهُ رَجُلْ كَانَ يُسَمَّى مَلِكَ اْلأَمْلَكِ لَا مَلِكَ إِلاَّ اللهُ .
“Orang yang paling dibenci oleh Allah dan yang paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang diberi nama Malikal Amlak (Raja Diraja),karena tidak ada raja selain Allah .”
Diperintahkan juga untuk menjauhi nama yang terlalu mengandung harapan dan optimis ,sehingga ketika mereka dipanggil dan mereka tidak ada maka itutidak menodai (menyelewengkan) dari maknanya dengan menambahi kata “tidak”.Seperti nama Aflah(yang paling beruntug), Nafi (yang bermanfaat), Rabah(beruntung), Yasar(mudah).
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi bahwa Samrah bin jundab Ra, berkata ,Rasulullah SAW, bersabda, “Perkataan yang paling dicintai oleh Allah da empat : Subhanallah, Alhamdulillah, dan La Ila ha illa llah Wallahu Akbar . Jangan sekalipun engkau beri nama anak-anakmu dengan Yasar ,juga jangan Rabah ,Najih dan aflah ,Adakah dia misalnya (Aflah; yang beruntung ) disana ? “Dan jika dia tidak ada ,maka orang yang menjawab akan berkata ,”Tidak”.(Jadi,tidak beruntung).Sesungguhnya perkataan yang disykai ada empat, maka janganlah engkau menambahkan kepada-Ku”.
Ibnu Majah  meriwayatkan secara ringkas :
نَهَى رَسُوْلُ اللَه ص.م أَنْ نُسَمِّيَ رَقِيْقَناَ أَرْبَعَةَ أَسْمَاءْ : أَفْلَحُ وَنَافِعُ وَرَبَاح ُوَيَسَارُ
“Rasulullah SAW,melarang kita menamakan budak kita dengan empat nama ; Aflah ,Nafi’, Rabah ,dan Yasar”.
Diperintahkan juga untuk menjauhi pemberian nama dengan nama-nama yang disembah selain allah[5] seperti ‘Abdul Uzza (Hambah patung Uzza) , Abdul Ka’bah (Hamba ka’bah ) Abdul Nabi ( Hamba Nabi ) , dan yang sejenisnya ,karena penamaan dengan beda-benda ini adalah diharamkan berdasarkan kesepaktan ulama . Adapun sabda Nabi pada waktu perang Hunain ,”Aku adalah Nabi ,tidak bohong . Aku aadalah putra Abdyul Muthalib ,” ini tidaklah tetmasuk dalam bab pemberian nama , sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah .Akan tetapi ,ini adalh termasuk dalam bab memberitahukan nama yang dikenal untuk dirinya namun tidak untuk yqang lain. Apalagi ia dalam kondisi sedang berhadapan dengan musuh ,seperti posisi Nabi. Maka pemberitahuan nama dengan maksud memperkenalkan nama tidaklah termasuk yang diharamkan . Para sahabat pun pernah mengenalkan nama kaqbilah-kabilah mereka di hadapan Nabi ,seperti Bani Abdi Manaf ,Bani Abdi Syams , Bani Abdi Dar, dan  beliau tidak mengingkarinya . Keimpulannya adalah bahwa hal itu diperbolehkan dengan maksud memberitahukan , bukan dimaksudkan pemberian nama .
Teraakhir, kita juga diperintahkan menjauhi nama-nama yang mengandung makan cabul , tasyabbuh , dan lainnya , seperti Hiyam (sangat dahaga ),  Haifa (yang kecil perutnya dan lembut pingganya), Nuhhad (yang bulat susunya ), Susan (nama-nama tumbuhan ) , Mayyadh (yang banyak cenderung atau pecinta ),Nariman,Gaddah,(yang halus atau yang lembut) , Ahlam (impian) dan semisalnya . Kenpa ? Supaya umat Islam memiliki karakter  yang berbeda (dengan yang dilarang ) dan dikenal dengan kekhususan (kebagusan namanya ) . Nama-nama yang telah disebutkan tadi bisa menghilangkan eksistensi-nya umat dan menjatuhkan wibawa ,serta menghncurkan ruh keimanannya .Ketika umat Islam mengalami kondisi yang seperti ini,yaitu kerendahan dan kehinaan ,maka akan mengalami  kemandegan yang memudahkan musuh nantinya  untuk merampas dan menjajah negeri tersebut . Kemudian meraka akan menghinakan penduduknya, sebagaimana yang kita saksikan hari ini .La hawla wala quwwata illa billah . Tidsk ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah .
Tidaklah  mengherankan jika Rasulullah Saw, menganjurkan umat isalam untuk memberikan nama dengan nama-namapara nabi ,Abdullah , Abdurrahman , dan nama-nama lain yang mengandung bentuk peribadatan ,sehingga umat Muhammad ini memiliki perbedaan dengan umat yang lain . Dan di realitas kehidupan ,kita elalu menjadi umat terbaik yang dilahirkan kepada manusia ,menunjuki manusia  kepada jalan kebenaran dan prinsip-prinsip islam .
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i dari hadits Abu Wahab Al-Jasyim bahwa Rasulullah SAW, bersabda :
تَسَمُّوْا بِأَسْمَاءِ الْأَنْبِياَءِ وَأَحَبُّ اْلأَسَماَء ِاِلَى اللَهِ عَبْدُاللَهِ وَعَبْدُالَّرَحْمَنِ ,وأَصْدَقُهَا حَارِثْ وَهَمَّامْ , وَأَقْبَحُهَا حَرْبُ مُرَّة .
“Berilah nama anak-anak kalian dengan para nabi ,dan nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrhman . Nama –nama yang paling benar adalah Harits dan Hammam . Sedangkan yang paling jelek adalah Marb( perang ) dan Murroh (pahit).
D.Pesan Hadits
Kita sebagai umat Islam diperintahkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk memanggil nama dengan nama-nama yang baik ,nama yang asli ,nama yang sesuai dengan ajaran umat Nabi Muhammad SAW, agar supar menjadi doa dengan nama-nama tersebut . Kita pun juga dilarang dengan memanggil nama-nama yang tidak baik karena bisa menyakiti saudara-saudara kita seagama Islam .


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Hadist Pendidkan ini memerintahkan bahwa kita sebagai umat Isalam terlebih sebagai pendidik agar supaya memanggil anak dengan nama yang baik bukan nama yang tidak baik atau tidak bagus atau juga dengan nama ,nama pangilan (samaran) .

B.Saran
            Seyogyanya kita sebagai umat  Nabi Muhammad SAW, untuk mau megamalkan daripada Hadist ini . Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya si penulis . Amiin








DAFTAR PUSTAKA

Nawawi,,Imam Al-Asqolani.Arbain Nawaiyah,(Jakarta: Darul Kutub,2004).
Al-Habsyi ,Sayyid Ali.Simtu Duror ,(Jakarta :Sekratariat Masjid Riyadh Solo,2003).

Ulwan,Abdullah Nasih .Tarbiyah Aulad ,(Solo:Insan Kamil ,2012).



[1] Imam Nawawi Al-asqalani ,Arbain Nawaiyah,(Jakarta: Darul Kutub,2004),hlm.8.
[2] Sayyid Ali Al-habsyi ,Simtu Duror ,(Jakarta :Sekratariat Masjid Riyadh Solo,2003),hlm.17.
[3] Dr.Abdullah Nasih Ulwan ,Tarbiyah Aulad ,(Solo:Insan Kamil ,2012),hlm.46.
[4] Hadis daif :Al-Baihaki ,As-Sunan:9/306;Al-Munzir ,Mukhtasar Abi Daud:7/251;IbnHajar,Al-Fath:10/706,hlm.6193.
[5] Dr.Abdullah Nasih Ulwan ,Tarbiyah Aulad ,(Solo:Insan Kamil ,2012),hlm.50.


berikan komentar yang baik yang memberikan pengatahuan baik saran maupun kritik
EmoticonEmoticon

HIMA PG PAUD UNUSIA JAKARTA MENGGELAR SEMINAR PENDIDIKAN NASIONAL.

HIMA PG PAUD UNUSIA JAKARTA MENGGELAR SEMINAR PENDIDIKAN NASIONAL. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) HI...