FOLLOW UP MAPABA PR SOSHUM UNUSIA
Pengurus Rayon Sosial dan Humaniora (SOSHUM) PK PMII Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia UNUSIA Cabang Kabupaten Bogor mengadakan kegiatan Follow up materi Pasca mapaba dengan dihadiri oleh puluhan mahasiswa Rayon SOSHUM juga beberapa delegasi Rayon dari FAI, Rayon Teknik, STAINI Serta dikawal oleh Pengurus Komisariat UNUSIA B.
Kegiatan diskusi ini dilaksanakan di Pendopo kampus UNUSIA Kampus B, Desa Pondok Udik, Kp. Hambulu, Kecamatan Kemang, Minggu (01/12/2019).
Follow up ini dilaksanakan seminggu sekali dan merupakan salah satu bagian dari RTL yang diberikan oleh pengurus rayon soshum sendiri.
Dengan pembahasan tentang "Keaswajaan", diharapkan seluruh kader muttaqid maupun mujtahid lebih mengerti tentang aswaja itu sendiri dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sahabat Moch Andika sebagai pemantik keaswajaan mengatakan bahwa " proses lahirnya aswaja melalui 4 fase yaitu pada saat Rasulullah masih Hidup, kedua setelah Rasulullah wafat (Khulafahurosyidin), yang ketiga fase antara kelompok muawiyyah dan Ali bin abi tholib dan yang terakhir fase dimasa Abu Hasan Al As-Syari dan Abu Mansur Al-Maturidi".
Aswaja bukan sesuatu yang baru, karena kita ketahui bahwa sejarah aswaja itu sudah ada sejak Rasulullah SAW masih hidup. Hanya saja pelebelan dari nama aswaja itu baru muncul pada saat fase keempat. Ujar Ketua Rayon Soshum, Wafiruddaroin.
Aswaja merupakan sebuah pemahaman dimana golongan atau pengikut Rasulullah SAW dalam bidang Aqidah menganut pendapat dari Abu Hasan Al As-Syari dan abu Mansur Al-Maturidi, dalam bidang fiqih menganut 4 mazhab yaitu imam Syafii, Hanafi, Maliki dan Hambali serta dalam bidang aqidah menganut pendapat dari Imam Ghozali dan Junaidi Al-Baghdadi.
Indonesia merupakan mayoritas yang menganut pandapat dari Imam Syafii. Tetapi jika ada orang yang menganut pendapat dari Imam Hanafi atau Imam Maliki, orang tersebut juga termasuk golongan Aswaja. Karena kita ketahui bahwa dalam bidang fiqih kita menganut 4 Mazhab. Ujar Ketua PK, Muhammad Lutfi Djalaludin.
Adapun prinsip dari aswaja yaitu Tawassuth, Tawazun, Tasamuh dan Taaddul. Prinsip inilah yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga pergerakan agar terciptanya keharmonisan antar sesama.
Diskusi berjalan sangat menarik dan beberapa kali kerap ada perbedaan pendapat, Tetapi hal ini dapat diselesaikan dengan beberapa pendapat yang diutarakan sahabat dan sahabati, juga penjelasan dari pemantik.
(Megawati)
berikan komentar yang baik yang memberikan pengatahuan baik saran maupun kritik
EmoticonEmoticon